[review] Pria dan Usia Setengah baya


James Dobson, Jr.Dr. James Dobson Jr. membuat sebuah buku yang membahas masalah dan pergumulan pria dalam hidupnya secara terus terang, buku ini didedikasikan bagi ayah beliau yaitu Dr. James Dobson Sr. yang menjadi contoh yang baik dalam perjalanan hidupnya.

Bab 16 yang membawa tema Pria dan Usia setengah baya menjadi bab yang cukup menarik minat saya untuk dibagikan bagi teman-teman, karena bab ini secara baik menjelaskan apa dan bagaimana kehidupan yang berubah diantara usia 34-45 an harus dihadapi dengan cermat dan bijak.

Terkhusus untuk wanita, jika informasi ini diketahui lebih awal, maka akan membantu para istri untuk memahami kenapa pria pada usia tersebut menjadi ‘aneh’ dan membutuhkan perhatian yang serius, dukungan dan kepercayaan yang besar untuk dia melewatinya – sama seperti dukungan yang diperlukan wanita ketika melewati masa menopause.

Dalam artikel ini, saya hanya akan memberikan summary dan juga mengambil beberapa penggalan kalimat (dari #213-223)yang baik untuk kita ketahui.

Dr. Dobson menjelaskan bahwa seperti perjalanan usia anak menjadi dewasa bisa dipetakan dan diketahui, demikian juga ‘pengalaman’ pria usia setengah bayi bisa dipetakan, sehingga dapat diketahui dengan jelas bahwa “tahun-tahun kematangan terus ditandai oleh periode keseimbangan dan hilang keseimbangan yang terjadi berselang-seling, dan bahwa pengalaman manusia memiliki kesamaan yang luar biasa dari orang ke orang. Rasul Paulus menyebutkan keserupaan ini ketika ia menulis “Percobaan-percobaan yang kamu alami adalah percobaan-percobaan biasa (1 Kor 10:13).

Buku-buku lain juga mencoba memetakan perjalanan lengkap dari masa muda sampai masa tua, (misalnya Passages karya Gail Sheehy, dan Stages tulisan John Claypool). Perhatian kita disini hanya akan dibatasi pada jalanan pendek yang dikenal sebagai tahun-tahun setengah baya, yang bisa cuukup bergelombang bagi siapa saja yang melewatinya. Baik Pria maupun wanita tidak perlu heran bila diguncang dan dibanting-banting saat menyeusuri jalanan yang belum ‘diratakan’ ini. Wanita mengalami stress ini saat kehilangan keseimbangan di masa menopause, ketika aktiviats reproduksi sedang menurun. #214

Yang baik, Dr. Dobson juga mengambil bagian yang dituturkan sebuah buku karangan Jim Conway, Men in Mid-Life Crisis, yang menurut beliau banyak membantu dia dan orang yang membaca buku tersebut, pria yang membaca buku tersebut banyak yang mensharingkan kepada Dr. Dobson: bahwa Saya mengalaminya, sementara wanita yang membaca buku tersebut bertanya bagaimana saya bisa membantu suami saya melewati pengalaman ini?

Menurut Conway, krisis paruh baya adalah: saat terjadinya evaluasi pribadi dengan intesitas tinggi. Saat ketika pikiran yang menakutkan dan menggelisahkan muncul dalam pikiran, mengajukan pertanyaan tentang siapa saya, mengapa saya ada disini, dan apa gunanya semua itu. Itu adalah periode keraguan diri dan rasa kecewa pada segala sesuatu yang akrab dan stabil.

Dr. Dobson mengangkat 4 hal utama yang dihadapi pria paruh baya yang dijelaskan oleh Jim Conway dengan sangat baik:

1. Musuh pertama yang dihadapi pria paruh baya adalah kondisi fisik tubuhnya sendiri. Saat dimana mulai terjadi kerontokan rambut menuju kebotakan, perut yang semakin membuncit, stamina yang tidak seperti dulu, keriput dan nafas yang tidak sepanjang dulu lagi.
Kalau anda mengira hanya wanita yang depresi melihat tanda-tanda penuaan, maka anda belum tahu banyak tentang jenis pria dalam spesies manusia.

Kebanyakan pria juga cemas menyadari bahwa tidak lama lagi mereka akan kehilangan daya tariknya bagi lawan jenis.. bahwa kekuatan fisik dan vitalitas menurun.. bahwa usia keemasan di masa muda sudah berlalu.

Mereka yang tidak sependapat mungkin terlalu sibuk sampai tidak sempat melihat penurunan ini. Bahkan atlet profesional yang paling kuat biasanya mengakhiri karirnya pada umur tiga puluh enam atau tiga puluh tujuh tahun, bukan karena keinginan, tapi karena nafas mulai memendek.

Secara ringkas, kecemasan pertama dalam usia paruh baya ini adalah, seorang pria yang umurnya mendekati empat puluh tahun terpaksa mengakui:

    1. Ia bertambah tua
    2. Perubahan yang dihasilkan oleh pertambahan usia ini tidak menarik dan tidak enak
    3. dalam dunia yang mengukur nilai manusia berdasarkan kemudaan dan keindahan fisik ini ia akan menderita penurunan nilai dan
    4. Masa lanjut usia tinggal kurang dari 2 dekade lagi, yang membawa berbagai penyakit sungguhan dan kematian.

Ketika pria pertama kali melihat isi paket ini, ia pasti mengalami suatu bentuk guncangan emosional.

2. Musuh kedua yang dihadapi pria dalam tahun-tahun usia paruh baya adalah pekerjaannya. Biasanya ia membenci pekerjaannya dan merasa terjebak dalam bidang yang dipilihnya. Ketika kesadaran baru tentang kefanaan hidup membuat pria enggan menyia-nyiakan satu hari pun dari yang tersisa. Tapi, di pihak lain mereka tidak punya banyak pilihan. Kebutuhan financial keluarga menuntut mereka terus bekerja..agar anak-anak bisa kuliah..agar cicilan rumah bisa terbayar..agar kehidupan yang sudah mereka rasakan ini bisa terus berlanjut..agar mereka bisa membantu biaya orang tua mereka yang sudah lansia. Jadi, emosi mereka terus terjebak dalam ketegangan tinggi.

Reaksi umum pria dalam frustasi ini adalah mencari pelarian. Beberapa suami pergi tanpa memberitahu kemana tujuannya pada orang-orang terdekatnya. Lainnya melakukan perubahan radikal dalam pekerjaan, mungkin membiarkan uang pensiun hilang. Tapi kebanyakan terus bertahan. Mereka hanya mengeluh, depresi dan mengancam akan keluar..tapi besoknya mereka akan datang lagi ke tempat kerja. Kalau anda mendengarkan baik-baik, anda akan menangkap gerutuan, “Aku tidak ingin, tapi harus!”

3. Musuh ketiga yang bangkit adalah keluarganya sendiri. Tahun-tahun penuh keraguan diri dan introspeksi ini menghancurkan pernikahan. Pria seperti itu sering menjadi pemarah, depresi, dan berontak pada orang-orang terdekat dengannya.
Ia membenci kenyataan bahwa istri dan anak-anaknya membutuhkan dirinya. Tidak peduli sekeras apa yang mereka kerjakan, mereka selalu meminta lebih banyak uang daripada yang bisa ia peroleh, dan itu membuatnya jengkel. Ada saatnya, ketika ia sedang dalam suasana hati egois, sedang ingin memenuhi kebutuhannya sendiri, ia merasa setiap anggota keluarga merongrongnya.
Pada titik rawan dalam hidup seorang pria ini, biasanya Iblis merogoh kantung tipuannya dan mengeluarkan yang paling busuk dari semua sarannya: Perzinahan. Alternatif yang sangat kotor ini ditanamkan di pikiran gelisah seorang suami dan ayah dalam saat ia merasa kecewa dengan segalanya. Sekretaris yang muda dan cantik, yang juga mempunyai kebutuhan emosional yang serius, memiliki kekuatan luar biasa untuk mengurangi nyeri luka-lukanya dan menambal kebanggaannya.
Menawarkan jalan keluar paling menggoda dari kungkungan usia paruh bayanya. Tapi bukan main harga yang harus mereka bayar. Setelah perbuatan yang tidak dipikir panjang itu terjadi, mereka harus menghadapi pasangan yang mereka khianati dan anak-anak yang mereka abaikan, dan Tuhan yang mereka langgar perintahNya. Akibat dosa mereka akan terus bergema sepanjang keabadian, menyakiti yang tidak bersalah seperti juga yang bersalah.

4. Musuh keempat dan terakhir bagi pria dalam krisis usia paruh bayah tampaknya adalah Tuhan sendiri. Melalui manipulasi logika yang aneh, pria menyalahkan penciptanya untuk semua masalahnya, dan memandang Tuhan dengan kemarahan dan pemberontakan. Sebagai akibatnya, ia merasa dikutuk, ditinggalkan dan tidak dikasihi Tuhan. Dan hasil akhirnya adalah melemahnya iman dan hancurnya sistem kepercayaan. Ini menjelaskan, lebih daripada faktor lainnya, perubahan perilaku radikal yang sering menyertai pergumulan di usia paruh baya.

Mari kita alihkan perhatian kita sekarang dari deskripsi masalah kepada beberapa saran bagi mereka yang sedang mengalami kesulitan ini, conway menyarankan 10 langkah yang dapat membantu mengatasi 4 masalah diatas, seperti olahraga, tantangan baru, musik, percakapan, istirahat, membaca alkitab dan doa untuk mengembalikan keseimbangan.

Dr. Dobson menambahkan 2 saran pribadi beliau untuk mengatasi 4 hal diatas, yaitu:

  1. bahwa seperti ilmuwan perilaku bisa meramalkan bahwa anda akan mengalami era sulit ini, kita juga bisa mengantisipasi anda akan kelular dari sana. Sebuah analogi masa remaja bisa membantu disini: kedua periode ini relatif berjangka pendek, masa transisi yang berhubungan dengan usia yang menimbulkan kecemasan hebat, rasa ragu-ragu, introspeksi dan kegelisahan. Namun untungnya, baik masa remaja maupun krisis paruh baya tidak mewakili jebakan permanen yang akan terus membelenggu korbannya. Lebih tepat ini dianggap sebagai pintu yang harus kita semua lewati dan darimana kita semua akan keluar. Maksud saya adalah semua akan kembali normal (kecuali anda melakukan kesalahan merusak dalam usaha nekad untuk menghadapinya).
  2. Kedua, saya merasa perlu menekankan apa yang saya anggap sebagai penyebab fundamental krisis usia setengah baya. Alkitab menyebutnya sebagai ”mendirikan rumah di atas pasir.” bisa saja menjadi pengikut Yesus Kristus dan menerima pengampunanNya dari dosa, namun masih sangat terpengaruh nilai-nilai dan perilaku dari kebudayaan sekeliling. Jadi seorang suami dan ayah Kristen yang masih muda bisa menjadi pecandu kerja, tamak akan uang, mencari status, memuja kemudaan, dan pencinta kesenangan.

Kecendrungan-kecendrungan ini mungkin tidak mencerminkan pilihan dan hasrat sengaja. Hanya mewakili nilai-nilai masyarakat tanpa Tuhan dalam kehidupan dan masanya.

Kalau kita mendirikan hidup kita diatas nilai-nilai dan prinsip yang berlawanan dengan kebijakan Firman Tuhan, kita mendirikan dasar bangunan di pasir. Cepat atau lambat, badai akan bertiup dan bangunan yang susah payah kita dirikan akan hancur dalam sekejab.

Secara singkat, krisis paruh baya mungkin akan lebih berat bagi mereka yang nilai-nilai yang dianutnya mencerminkan perspektif temporer dunia ini. Pria tidak akan meratapi berlalunya masa mudanya, misalnya kalau ia sungguh-sungguh percaya bahwa kehidupan ini hanyalah persiapan untuk kehidupan kekal yang akan datang. Tuhan tidak menjadi musuh orang yang berjalan dan berbicara denganNya dalam persekutuan pribadi yang penuh kasih dari hari ke hari. Dan hubungan antara pria dan istrinya juga tidak akan terlalu tegang dalam tahun-tahun usia paruh baya, kelau mereka melindungi dan merawat persahabatan mereka sejak pengantin baru. Singkatnya, krisis usa paruh baya mewakili saat pertanggung-jawaban atas nilai-nilai yang salah anut seumur hidup, tujuan yang tidak bernilai, dan sikap yang tidak takut pada Tuhan.

Mungkin ini menjelaskan pengamatan saya bahwa kebanyakan pria yang mengalami krisis terberat pada usia paruh baya adalah pecandu kerja jangka panjang.

Mereka telah membangun istana megah di pantai berpasir materialisme, tergantung pada uang, status, prestasi dan kesuksesan untuk memenuhi semua kebutuhan mereka. Mereka tidak meluangkan waktu untuk istri, anak-anak, teman-teman dan Tuhan.

Maju! Dorong! Cepat! Rencanakan! Tanamkan modal! Siap-siap! Antisipasi! Kerja! Kerja 14 jam sehari masih ditambah dengan akhir pekan di kantor, melewatkan liburan, dan bekerja sampai larut malam. Lalu setelah 20 tahun eksistensi yang menyimpang ini, tiba-tiba mereka mempunyai alasan untuk mempertanyakan arti semuanya itu,”Apakah ini benar-benar yang saya ingin lakukan dengan hidup saya?” tanya mereka. Mereka baru sadar setelah terlambat, bahwa mereka telah begitu sibuk memanjat tangga keberhasilan, tapi ternyata tangga itu menyandar di dinding yang salah.

Dalam kebiasaan modern, ini adalah satau penyebab hancurnya pernikahan, iman, kesehatan emosi, dan kesejahteraan anak-anak. Menurut pendapat saya bekerja berlebihan adalah nada sumbang dalam simfoni nilai-nilai modernitas.

Sekali lagi, meskipun buku ini termasuk buku tua (terbit diawal 80an dan mengalami revisi di akhir 90an) buku dengan judul ”Straight Talk” – Pembicaraan terus terang tulisan Dr. James C. Dobson Jr. Yang diindonesiakan oleh team interaksara dengan 20 bab dan sekitar 260 halaman, patut anda miliki dan baca.
Baik seorang pria untuk mengenal hal-hal penting yang terjadi dalam hidupnya, dan bagi wanita yang ingin mengerti pergumulan apa saja yang dialami seorang pria.

~ by celemotan on 25 January, 2008.

Leave a comment